Sabtu, 29 September 2018

Watu Rumpuk, Primadona Baru Kabupaten Madiun.


Saat ini wisata di Kabupaten Madiun mulai menggeliat. Dengan munculnya beberapa objek wisata baru akan menambah inventarisasi destinasi wisata. Salah satunya adalah Watu Rumpuk yang terletak di Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.
Berjarak kurang lebih 25 km dari Kota Madiun, membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 45 sampai 60 menit untuk menjangkaunya. Ada beberapa rute yang bisa ditempuh untuk mencapai Watu Rumpuk.
Rute yang pertama melalui Desa Dagangan, namun sayangnya kondisi jalan sudah rusak sehingga menghambat perjalanan. Rute berikutnya adalah melalui Pasar Dolopo. Setelah perempatan masjid besar Dolopo belok ke Timur. Jalan di sini relatif lebih bagus daripada rute Desa Dagangan.
Jika Anda memilih rute Dolopo, nasi pecel daun jati sudah menunggu untuk sarapan pagi. Ya, begitu memasuki perempatan masjid besar Dolopo, belok ke Timur, tidak jauh setelahnya Anda bisa menyantap nasi pecel daun jati di sebuah warung sederhana di kanan jalan. Sekitar 300 meter setelahnya, terdapat pula sebuah warung nasi pecel daun jati di sebelah kiri jalan.
Nasi pecel daun jati ini menjadi unik dengan alas yang berasal dari daun jati, tidak menggunakan daun pisang seperti nasi pecel pada umumnya. Selain itu harganya yang murah (hanya Rp. 5.000,-) menjadikan nasi pecel ini menjadi salah satu andalan wisatawan yang mampir.
Perjalanan menuju Watu Rumpuk didominasi oleh jalan yang berkelok-kelok serta tanjakan dan turunan yang tajam. Jadi pengunjung harus berhati-hati apabila belum mengenal medan. Jangan lupa kendaraan harus dipastikan dalam kondisi prima.

Pintu gerbang Watu Rumpuk terlihat dari sebuah bangunan unik berbentuk daun yang merupakan loket. Harga tiket masuk Watu Rumpuk sebesar Rp. 5.000,-/orang dan parkir sepeda motor sebesar Rp. 2.000,-. Jangan lupa karcis tidak boleh hilang karena harus diserahkan kepada petugas parkir.
Begitu masuk lokasi parkir Anda akan disuguhi sebuah sitemark berupa taman yang bertuliskan Watu Rumpuk Tapak Bimo. Sitemark ini cukup luas sehingga mampu menampung pengunjung dalam jumlah banyak atau rombongan.
Watu Rumpuk sebenarnya berisi batuan besar yang bertumpuk kemudian dipercantik dengan taman bunga di sekelilingnya. Selain itu terdapat pula beberapa gazebo untuk bersantai. Sebenarnya pada saat saya mengunjunginya, Watu Rumpuk sedang dalam tahap pengembangan. Jadi ada beberapa lokasi yang tampaknya belum tersentuh. Namun tidak mengurangi keindahan Watu Rumpuk.
Meskipun masih dalam tahap pengembangan, tapi fasilitas umum yang sudah tersedia cukup nyaman. Free Wifi, toilet yang bersih, tempat sampah yang unik, serta mushola telah tersedia. Kemudian ada pula lokasi khusus foodcourt yang menyediakan beberapa menu antara lain bakso, mie, sate, es kelapa muda, dan jus.
Ternyata tidak hanya berhenti di batu dan taman saja. Di belakang mushola terdapat tangga yang menuju ke lokasi berikutnya yaitu bukit cinta. Hemm…, kalau lokasi ini pasti menjadi favorit pengunjung muda. Terdapat beberapa tempat selfi dan tulisan yang romantis.
Selain itu ada kapal yang terbuat dari bambu dan lingkaran sarang burung yang unik. Kapal dan lingkaran sarang burung ini terletak di atas bukit, sehingga ketika kita foto di sana seakan-akan sedang berada di awan.
Ketika jalan setapak itu lanjut dilalui akan membawa pengunjung ke sebuah gardu pandang. Jika diteruskan lagi, akan menemukan tangga turun yang menuju ke sitemark awal yaitu Watu Rumpuk dan Tapak Bimo.
Menurut informasi, lokasi Watu Rumpuk ini akan dikembangkan beberapa fasilitas lagi seperti flying fox, danau dan juga bukit Tapak Bimo. Wah, sepertinya akan semakin menarik, ya?!. Jadi penasaran seperti apa Watu Rumpuk ke depannya.

Nuansa Tempo Dulu di Pasar Pundensari

  Sumber foto : koleksi pribadi Mungkin nama Pasar Pundensari masih terdengar asing di telinga kita semua. Memang pasar ini terletak di Kabu...