Saat ini wisata
di Kabupaten Madiun mulai menggeliat. Dengan munculnya beberapa objek wisata
baru akan menambah inventarisasi destinasi wisata. Salah satunya adalah Watu
Rumpuk yang terletak di Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.
Berjarak kurang
lebih 25 km dari Kota Madiun, membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 45 sampai
60 menit untuk menjangkaunya. Ada beberapa rute yang bisa ditempuh untuk
mencapai Watu Rumpuk.
Rute yang
pertama melalui Desa Dagangan, namun sayangnya kondisi jalan sudah rusak
sehingga menghambat perjalanan. Rute berikutnya adalah melalui Pasar Dolopo.
Setelah perempatan masjid besar Dolopo belok ke Timur. Jalan di sini relatif
lebih bagus daripada rute Desa Dagangan.
Jika Anda
memilih rute Dolopo, nasi pecel daun jati sudah menunggu untuk sarapan pagi.
Ya, begitu memasuki perempatan masjid besar Dolopo, belok ke Timur, tidak jauh
setelahnya Anda bisa menyantap nasi pecel daun jati di sebuah warung sederhana
di kanan jalan. Sekitar 300 meter setelahnya, terdapat pula sebuah warung nasi
pecel daun jati di sebelah kiri jalan.
Nasi pecel daun
jati ini menjadi unik dengan alas yang berasal dari daun jati, tidak
menggunakan daun pisang seperti nasi pecel pada umumnya. Selain itu harganya
yang murah (hanya Rp. 5.000,-) menjadikan nasi pecel ini menjadi salah satu
andalan wisatawan yang mampir.
Perjalanan
menuju Watu Rumpuk didominasi oleh jalan yang berkelok-kelok serta tanjakan dan
turunan yang tajam. Jadi pengunjung harus berhati-hati apabila belum mengenal
medan. Jangan lupa kendaraan harus dipastikan dalam kondisi prima.
Pintu gerbang
Watu Rumpuk terlihat dari sebuah bangunan unik berbentuk daun yang merupakan
loket. Harga tiket masuk Watu Rumpuk sebesar Rp. 5.000,-/orang dan parkir
sepeda motor sebesar Rp. 2.000,-. Jangan lupa karcis tidak boleh hilang karena
harus diserahkan kepada petugas parkir.
Begitu masuk
lokasi parkir Anda akan disuguhi sebuah
sitemark berupa taman yang bertuliskan Watu Rumpuk Tapak Bimo. Sitemark ini cukup luas sehingga mampu
menampung pengunjung dalam jumlah banyak atau rombongan.
Watu Rumpuk sebenarnya
berisi batuan besar yang bertumpuk kemudian dipercantik dengan taman bunga di
sekelilingnya. Selain itu terdapat pula beberapa gazebo untuk bersantai.
Sebenarnya pada saat saya mengunjunginya, Watu Rumpuk sedang dalam tahap
pengembangan. Jadi ada beberapa lokasi yang tampaknya belum tersentuh. Namun
tidak mengurangi keindahan Watu Rumpuk.
Ternyata tidak
hanya berhenti di batu dan taman saja. Di belakang mushola terdapat tangga yang
menuju ke lokasi berikutnya yaitu bukit cinta. Hemm…, kalau lokasi ini pasti
menjadi favorit pengunjung muda. Terdapat beberapa tempat selfi dan tulisan
yang romantis.
Selain itu ada
kapal yang terbuat dari bambu dan lingkaran sarang burung yang unik. Kapal dan
lingkaran sarang burung ini terletak di atas bukit, sehingga ketika kita foto
di sana seakan-akan sedang berada di awan.
Ketika jalan
setapak itu lanjut dilalui akan membawa pengunjung ke sebuah gardu pandang.
Jika diteruskan lagi, akan menemukan tangga turun yang menuju ke sitemark awal yaitu Watu Rumpuk dan
Tapak Bimo.
Menurut
informasi, lokasi Watu Rumpuk ini akan dikembangkan beberapa fasilitas lagi
seperti flying fox, danau dan juga
bukit Tapak Bimo. Wah, sepertinya akan semakin menarik, ya?!. Jadi penasaran
seperti apa Watu Rumpuk ke depannya.