Sebagai orangtua, pastinya kita menginginkan anak – anak memiliki rasa peduli terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya, bukan? Rasa peduli yang seakan-akan telah luntur di era digital saat ini. Padahal peduli terhadap sesama adalah sebuah rasa yang dahulu sangat kental hadir di kehidupan sehari-hari. Sebenarnya rasa peduli itu bisa diwujudkan dalam bentuk rasa syukur dan empati.
Rasa syukur harus dimiliki oleh
manusia untuk menjadi pribadi yang kuat dan selalu ingat akan anugrah dari Sang
Pencipta. Rasa syukur ini dapat ditumbuhkan sedari masa kanak-kanak. Ketika
seorang anak sudah terbiasa untuk bersyukur maka kelak dia akan menjadi pribadi
yang bisa menghargai dirinya sendiri dan juga orang lain.
Empati tidak mudah hadir dalam
pribadi seseorang. Oleh karenanya empati harus mulai ditanamkan di hati anak.
Karena empati harus terus dipupuk seiring dengan bertambahnya usia. Sehingga
kelak ketika dewasa, anak akan menjadi pribadi yang peduli terhadap orang lain.
Tentu saja seorang anak pasti
membutuhkan pendampingan dari orangtuanya untuk menumbuhkan rasa syukur dan
empati di hatinya. Nah, berikut ini salah satu contoh menumbuhkan rasa syukur
dan empati pada anak yaitu mengajak anak turut serta dalam kegiatan beramal.
Kegiatan beramal seperti apa
contohnya? Salah satunya adalah beramal ke panti asuhan. Ketika anak berkunjung
ke panti asuhan dia akan melihat sendiri bagaimana anak-anak panti tetap bisa
bermain dan belajar meskipun tidak tinggal dengan orang tua kandungnya. Mereka
masih memiliki teman sebaya atau ibu pengasuh panti yang pasti tidak kenal
lelah mencurahkan kasih sayangnya.
Kita sebagai orangtua tentu saja
harus menjelaskan bahwa anak-anak panti tersebut sudah tidak memiliki orangtua
kandung. Mereka dirawat di panti oleh ibu pengasuh yang harus berbagi perhatian
dengan anggota panti yang lain. Di sini
kita bisa mengajarkan rasa syukur pada anak, karena kondisinya sangat berbeda
dengan anak-anak di panti.
Anak kita masih didampingi
orangtuanya, masih bisa bertemu setiap hari, masih bisa merasakan kasih sayang
setiap hari dari kita. Hal itu tidak bisa dirasakan oleh anak-anak di panti.
Empati anak akan tumbuh ketika kita
mengajaknya beramal di panti asuhan anak-anak berkebutuhan khusus. Anak akan melihat
secara langsung kondisi teman-temannya yang berbeda. Dia akan menjumpai anak
tuna netra, tuna rungu bahkan tuna grahita.
Anak pasti bertanya kenapa mereka
berbeda dengan kita? Di sinilah peran kita sebagai orang tua untuk menjelaskan
kepada anak bahwa mereka adalah anak istimewa. Anak yang memiliki kebutuhan
khusus. Tapi mereka tetap semangat belajar dan bermain satu sama lain.
Sampaikan pada anak, bahwa kita yang kondisi normal sudah sepantasnya bersyukur
dan membantu mereka yang istimewa.
Dengan mendapat pendampingan
langsung dari orangtuanya dan ikut berperan serta langsung dalam kegiatan
beramal, anak pasti akan tergugah hatinya untuk mulai belajar bersyukur dan
berempati terhadap lingkungan sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar