Senin, 08 April 2024

Sunset Terindah Di Kerajaan Ratu Boko

 

Gerbang Utama, Sumber foto : https://www.magnetoholidays.id/

Kerajaan Ratu Boko mungkin tidak seterkenal Candi Prambanan. Tapi Kerajaan Ratu Boko tidak bisa dipisahkan dari Candi Prambanan. Hal itu karena letak Kerajaan Ratu Boko tidak jauh dari Candi Prambanan. Bahkan banyak paket wisata yang menjadikan Candi Prambanan dan Kerajaan Ratu Boko menjadi satu paket wisata.

Apabila pengunjung sudah sampai di Kawasan Candi Prambanan atau lebih tepatnya Pasar Prambanan, silakan belok ke Selatan kurang lebih 5 km kemudian belok kiri. Di situlah letak Kerajaan Ratu Boko. Lebih tepatnya berada di Jalan Raya Piyungan Prambanan Nomor 2, Gatak, Bokoharjo, Kapanewon (Kecamatan) Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY.

Tak heran jika Kerajaan Ratu Boko menjadi salah satu tempat wisata favorit di Yogyakarta. Salah satu keindahan yang ditawarkan adalah sunset di ketinggian. Di Kerajaan Ratu Boko, pengunjung dapat menikmati sunset dari ketinggian yang menjadikannya sebagai sunset terindah di Yogyakarta. Memang letak Kerajaan Ratu Boko berada di ketinggian kurang leboh 196 mdp di Bukit Boko, jadi siapkan kendaraan dalam kondisi prima untuk melalui tanjakannya, ya!. Selepas dari tempat parkir kendaraan, pengunjung harus menaiki anak tangga sejauh sekitar 100 meter untuk mencapai ketinggian tersebut. Olahraga dulu sebelum dapat keindahan yang nyata.

Spot favorit di Kerajaan Ratu Boko ada pada gerbang utama yang menjadi tempat terindah untuk melihat sunset dari ketinggian. Gerbang utama berjarak sekitar 15 meter dari Gerbang Luar dan memiliki ukuran lebih besar dari Gerbang Dalam. Terdiri dari lima Gapura Paduraksa yang berbaris sejajar dengan Gerbang Luar.

Berjarak sekitar 37 meter arah Tenggara dari Gerbang Utama, terdapat Candi Pembokoran. Terletak dengan ketinggian 3 meter model tanah berundak dengan luas denah dasar 26 m2. Pada Tengah pelataran terdapat semacam sumur berbentuk bujur sangkar dengan panjang masing-masing sisi adalah empat meter. Sumur ini konon digunakan sebagai tempat pembokoran mayat. Di sudut Tenggara Candi Pembokoran terdapat sumur yang konon airnya adalah air suci.

Candi Pembokoran, sumber data : https://jogjacagar.jogjaprov.go.id/


Selain Candi Pembokoran terdapat pula sebuah Paseban. Dalam Bahasa Jawa, Paseban berarti tempat untuk menghadap raja. Paseban dibangun dari batu andesit dengan tinggi 1,5 meter, mempunyai panjang 38 meter, dan lebar 7 meter.

Dari Paseban, pengunjung dapat berjalan ke arah Selatan dari Gapura sejauh 20 meter dan akan menemukan sebuah pendapa. Pendapa dapat diartikan sebagai tempat untuk para tamu menunggu tuan rumahnya. Di sisi luar pendapa, terdapat tiga candi kecil sebagai tempat pemujaan Dewa Wisnu, Dewa Siwa dan Dewa Brahma.

Selanjutnya, pengunjung bisa berjalan ke arah Timur Pendapa dan akan menjumpai Keputren yang berarti tempat tinggal para putri. Keputren terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh dinding batu dan memiliki sebuah pintu penghubung. Bagian pertama terdapat tiga buah kolam berbentuk persegi. Dan bagian yang lain terdapat 8 kolam berbentuk lingkaran yang berjajar dalam 3 baris.

Kolam Keputren, Sumber foto : https://borobudurpark.com/


Sebelah Tenggara Paseban terdapat Gua Wadon yang memiliki relung seperti bilik dengan ukuran yang lebih kecil daripada Gua Lanang. Gua Lanang terdapat di sebelah Timur dari Paseban dan merupakan sebuah Lorong persegi dengan ukuran lebih besar daripada Gua Wadon.

Semua bagian yang terdapat di Kerajaan Ratu Boko merupakan bekas reruntuhan istana dari Kerajaan Ratu Boko. Diyakini bahwa Ratu Boko adalah ayah dari Roro Jonggrang yang sangat kental dengan legenda Candi Prambanan. Salah satu keistimewaan Kerajaan Ratu Boko adalah letaknya yang berada di tempat yang tinggi. Berbeda dengan Kraton lainnya di Jawa yang berada di dataran rendah.

Nah, kapan lagi menikmati sunset terindah di Kerajaan Ratu Boko?

 

 

 

Keanggunan dan Kemegahan Candi Prambanan

 

Candi Trimurti Prambanan, Sumber foto : https://travel.kompas.com/

Prambanan merupakan Candi Hindu Terbesar di Indonesia dan juga sebagai salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Candi Prambanan juga merupakan situs warisan dunia UNESCO. Prambanan identik dengan dongeng legenda Roro Jonggrang. Dimana Roro Jonggrang meminta dibangunkan seribu candi dalam waktu satu malam oleh pria yang tidak dicintainya. Namun demi cintanya kepada Roro Jonggrang, sang pria berusaha sekuat tenaga dengan semua kesaktiannya untuk memenuhi permintaan Roro Jonggrang. Roro Jonggrang berfikir keras, bagaimana cara keras menggagalkan usaha pria tersebut. Hingga akhirnyan Roro Jonggrang membunyikan alu dengan tujuan para ayam berkokok sebagai tanda pagi hari telah tiba (adanya aktivitas alu). Pada saat ayam berkokok, sang pria baru menyelesaikan 999 candi. Karena kekecewaannya, maka pria tersebut menjadikan Roro Jonggrang sebagai arca ke 1000.

Dongeng yang turun temurun tersebut menjadikan banyak pengunjung penasaran dengan keberadaan Candi Prambanan sehingga menjadikannya salah satu tempat wisata favorit di Yogyakarta. Prambanan berada tepat di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (lebih tepatnya Kabupaten Sleman) dengan Jawa Tengah (Kabupaten Klaten). Terletak di pinggir jalan Provinsi yang menghubungkan DIY dengan Jawa Tengah, menjadikan Prambanan sangat mudah ditempuh.

Mengingat usianya yang sudah sangat tua, dan telah dilakukan pemugaran lebih dari satu kali untuk mendapatkan bentuk Candi yang seperti aslinya. Selain karena usia bangunan, efek dari gempa bumi besar yang terjadi di Yogyakarta juga menjadikan bangunan candi harus dipugar. Untuk menjaga kelestarian bangunan candi, sejak tahun 2020 pengunjung dilarang masuk ke dalam candi dan hanya diperbolehkan hingga ke zona 1 (bagian pelataran candi) itupun hanya sampai pukul 15.00 WIB. Setelah itu zona 1 akan dikosongkan dari pengunjung. Setiap hari Senin, zona 1 libur sehingga pengunjung hanya bisa memasuki area zona 2 (taman) saja. Zona 2 masih beroperasi hingga pukul 18.00 WIB.

Candi yang terdapat di Prambanan adalah Trimurti (tiga wujud) sebagai candi utama yaitu Candi Brahma yang dipersembahkan untuk Dewa Brahma (Sang Pencipta), Candi Wisnu (Sang Pemelihara) dan yang terbesar dan berada di Tengah adalah Candi Siwa (Sang Pemusnah). Candi Siwa memiliki tinggi sekitar 47 meter dengan lebar 34 meter. Sedangkan Candi Brahma dan Candi Wisnu memiliki ukuran yang lebih kecil daripada Candi Siwa yaitu tinggi 33 meter dan lebar 20 meter.

Di depan masing-masing candi utama terdapat candi wahana yang memiliki ukuran lebih kecil daripada Candi Brahma maupun Candi Wisnu. Candi wahana adalah candi tunggangan dari dewa yang ada di Candi Trimurti. Candi Wahana di depan Candi Wisnu adalah Candi Garuda yang di dalamnya terdapat Arca Garuda sebagai wahana Dewa Wisnu. Di depan Candi Brahma terdapat candi wahana yaitu Candi Angsa yang mungkin dahulu terdapat Arca Angsa di dalamnya yang sayang sekali saat ini sudah tidak ditemukan lagi. Candi wahana yang berada di depan Candi Siwa adalah Candi Nandi yang memuat Arca Nandi sebagai tunggangan Dewa Siwa.

Prambanan di malam hari sangatlah anggun dan menawan. Dengan diterangi sorot lampu menjadikan Candi Trimurti terlihat sangat Anggun. Pemandangan ini dapat ditemui dari Panggung Trimurti sebagai tempat untuk menikmati sendratari Ramayana. Pementasan Sendratari Ramayana adalah pementasan wayang orang yang mengusung cerita Rama dan Sinta.

Selain itu Candi Prambanan menawarkan beberapa spot foto favorit yang hasilnya tidak bisa diremehkan, antara lain Spot Bu Ani, Spot Reruntuhan Candi Perwara, dan Spot Siwa Mandala.

Sungguh, luar biasa keanggunan dan kemegahan Candi Prambanan!

1.      

Minggu, 07 April 2024

Ngadem Di Kaliurang

 

Gerbang Kaliurang, sumber foto : https://travel.detik.com/

Kaliurang merupakan sebuah kawasan wisata yang terletak di lereng Gunung Merapi. Sehingga bisa dikatakan merupakan wisata dingin yang dimiliki Daerah Istimewa Yogyakarta lebih tepatnya berada di Kabupaten Sleman. Berjarak kurang lebih sekitar 27 kilometer ke arah Utara dari pusat Kota Yogyakarta.

Kawasan wisata Kaliurang layaknya puncak di Jawa Barat. Dengan jalan yang berkelok dan tanjakan tajam menghadirkan udara sejuk yang memanjakan tubuh. Tentu saja pengunjung harus menyiapak kendaraan dengan kondisi yang ekstra. Kawasan Kaliurang bisa ditempuh baik menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Jam buka gerbang Kawasan Kaliurang adalah setiap hari selama 24 jam. Harga Tiket Masuk Gerbang Kaliurang adalah Rp. 5.000,-. Tapi perlu diingat bahwa HTM ini hanyalah untuk memasuki Gerbang Kaliurang saja. Setelah melewati Gerbang Kaliurang, pengunjung akan disuguhkan rute yang beraneka ragam. Masing – masing rute tersebut memiliki jalur wisata yang berbeda-beda.

Beberapa objek wisata yang bisa dikunjungi di Kawasan Kaliurang adalah sebagai berikut :

Museum Ulen Sentalu

Ullen Sentalu, sumber foto : idntimes.com


Merupakan museum yang terletak di Jalan Boyong dan bertujuan untuk melestarikan budaya Jawa dari Dinasti Mataram. Seperti diketahui bahwa Dinasti Mataram terpecah menjadi empat bagian yaitu Kraton Yogyakarta, Kadipaten Pakualaman (di Yogyakarta), Kasunanan Surakarta, Kadipaten Mangkunegaran (di Surakarta). Barang yang dipamerkan berasal dari hibahan Bangsawan Dinasti Mataram.

Museum Gunung Merapi

Merupakan museum yang menyajikan edukasi tentang pergunungapian, terutama tentang kebencanaan. Terdapat beberapa ruangan yang menampilkan diorama, dan juga panel museum berupa bebrapa tipe gunung api dan letusannya. Selain itu beberapa artefak letusan Gunung Merapi tahun 2006 juga ada di Museum ini.

Agrowisata Bhumi Merapi

Wisata ini menyajikan tentang agrowisata budiaya ternak dan perkebunan. Selain itu terdapat spot foto bertema Santorini dan Alpen.

Merapi Park

Terdiri dari The World Landmark yang berisi spot foto miniatur landmark dunia dan juga Dino Park.

Tlogo Putri

Merupakan tempat wisata air yang mengacu pada danau buatan. Selain itu terdapat pula pertunjukan seni tiap hari Minggu.

Suraloka Zoo

Sebagai kebun Binatang yang berada di sisi Utara Yogyakarta. Koleksi satwanya memang tidak sebanyak Gembira Loka Zoo, tapi cukup menghibur pengunjung.

Stonehenge Jogja

Stonehenge Jogja, sumber foto : https://www.detik.com/


Merupakan tiruan dari Stonehenge Inggris dan menjadi salah satu spot foto prewedding. Sayangnya di wisata ini, hanya stonehenge saja yang menjadi objeknya, tidak ada yang lain.

Taman Kaliurang

Taman Kaliurang adalah taman yang paling terjangkau untuk piknik Bersama keluarga. Selain suasana yang sejuk dan banyak pohon rindang, pengunjung diperbolehkan membawa makanan dan minuman dari luar.

Tlogo Muncar

Tlogo Muncar merupakan primadona pada masanya. Dengan objek wisata berupa air terjun yang menjadikannya menarik. Hanya saja saat ini pengunjungnya sudah tidak sebanyak dulu. Tapi jangan khawatir, tempat ini masih menawarkan udara sejuk yang bisa membuat rileks.

The Lost World Castle

Banyak spot foto yang ditawarkan di sini, namun yang menjadi favorit adalah paradise gate dan latar sayap.

Bagi pengunjung yang suka dengan offroad, bisa memilih Wisata Merapi Lava Tour dengan berbagai rute yang disediakan. Dengan armada beraneka Jeep mulai dari Willys maupun Hardtop Land Cruiser bisa menjadikan pengalaman tersendiri. Rute yang ditawarkan mulai dari Short Trip (sekitar 90 menit), Medium Trip (sekitar 120 menit), Long Trip (150 menit), dan Super Long Trip (sekitar 3,5 jam) dengan biaya mulai dari Rp. 350.000,- hingga Rp. 650.000,-. Kapasitas armada bisa menampung sebanyak empat penumpang.

Objek wisata yang masuk pada trip antara lain Museum Sisa Hartaku (peninggalan bekas letusan Gunung Merapi tahun 2006 dengan posisi masih sesuai aslinya), Batu Alien (batu besar yang mirip dengan kepala Alien), Bungker Kaliadem, Tebing Gembol, Petilasan Mbah Marijan, Makam Mbah Marijan, Bukit Klangon, dan Offroad air sebagai lokasi terakhir.

off road air jeep merapi, sumber foto : https://jogjapolitan.harianjogja.com/


Kuliner khas dari Kaliurang adalah Jadah Tempe Mbah Carik dan Kopi Klothok. Rasanya belum ke Kaliurang kalau belum mencicipi Jadah Tempe Mbah Carik dan Kopi Klothok. Dengan banyaknya lokasi wisata yang ada, sebaiknya pengunjung membuat list atau rute wisata. Sepertinya tidak cukup hanya satu hari untuk mengunjungi semua objek yang ada. Tidak perlu khawatir jika ingin bermalam di Kaliurang. Banyak tersedia villa, maupun penginapan dengan harga yang bervariasi.

Jadah Tempe Bacem, sumber foto : https://www.saibumi.com/


Yuk, Ngadem Di Kaliurang!

 

Tingkatkan Kecerdasan Sains Di Taman Pintar Yogyakarta

Taman Pintar, sumber foto : https://moneyinsight-news.com/

 

Salah satu tempat wisata favoritnya Kota Yogyakarta adalah Taman Pintar. Terletak di pusat Kota Yogyakarta membuat tempat ini selalu ramai dikunjungi wisatawan yang ingin wisata edukasi. Selain rombongan pelajar, wisatawan di Taman Pintar juga banyak rombongan keluarga. Letaknya yang berhadapan dengan Kantong Parkir Senopati, membuat pengunjung tidak perlu berjalan jauh untuk mencapainya.

Taman Pintar mulai dibangun pada tahun 2004 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhono pada tahun 2008. Keberadaan Taman Pintar merupakan gagasan dari Pemerintah Kota Yogyakarta dalam rangka menghadapi kemajuan teknologi. Kehadiran Taman Pintar diharapkan bisa menjadikan wahana pembelajaran dan pendidikan bagi generasi muda mulai usia pra TK hingga usia dewasa.

Logo Taman Pintar yang berupa kembang api mengarah ke sebalah kanan tentunya memiliki makna tersendiri. Dalam Bahasa Jawa, kembang api menggambarkan “mlethik dan padang mak byar” yang berarti pintar dan terang. Arah kembang api yang mengarah ke sebelah kanan menggambarkan perputaran yang menuju kebaikan. Gambar yang menonjol ke luar menggambarkan selalu melihat perkembangan dunia luar. Sehingga secara keseluruhan, Taman Pintar diharapkan menjadi wahana untuk menjadikan pintar dengan cara yang menyenangkan dan menuju perubahan yang lebih baik dengan memperhatikan perkembangan dunia luar. Bisa dikatakan menyeimbangkan EQ, IQ, dan SQ.

Wahana dalam Taman Pintar terbagi menjadi beberapa zona sesuai dengan tema masing-masing. Zona pertama adalah zona pengolahan sampah yang terdiri dari metode pengkomposan dan metode BSF (Black Soldier Fly) atau Lalat Tentara Hitam. Masing-masing proses dapat dilihat pada papan petunjuk informasi.

Berikutnya adalah Wahana Bahari di mana pengunjung dapat mengelilingi miniataur perairan dengan menggunakan kapal mini.

Pengunjung yang ingin melihat pemutaran film sains dan demo tentang sains dapat menuju Sains Theater yang berada di area sebelah barat. Gedung ini berkapasitas sampai dengan 60 orang.

Pengunjung anak-anak pasti akan senang berada di playground. Mulai dari area bermain dengan alas pasir, pipa bercerita (belajar tentang rambat bunyi), permainan putaran (tentang gerak rotasi), dinding berdendang (tinggi rendahnya nada bergantung pada luas gendang), jungkat jungkit untuk hukum keseimbangan, katrol untuk memahami Hukum Newton, koridor air (tentang turbulensi dan laminer), dan pembangkit listrik tenaga matahari.

Pipa Bercerita, sumber foto : https://travel.kompas.com/


Terdapat pula gong perdamaian yang bertuliskan lima kepercayaan agama, jumlah propinsi dan kabupaten di Indonesia. Di bawah gong perdamaian, tertanam tanah yang berasal dari seluruh propinsi di Indonesia.

Tapak prestasi berisikan nama siswa siswi yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di bidang sains dan teknologi. Terletak di sepanjang jalan menuju playground diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar bagi siswa lainnya.

Zona perpustakaan menyediakan buku yang bisa dibaca di ruangan ini. Selain itu terdapat pula komputer yang dapat digunakan pengunjung untuk mengakses ensiklopedia.

Di Kampung Kerajinan, pengunjung dapat belajar membuat batik, membuat gerabah, lukis kaos, dan lukis gerabah yang hasilnya bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.

Berikutnya adalah zona PAUD, yang dikhususkan bagi pengunjung berusia 3 hingga 7 tahun dengan didampingi pendamping yang paham tentang tumbuh kembang anak. Sehingga anak PAUD tetap bisa memahami sains sesuai dengan usianya, tentu saja dengan konsep bermain.

Bagian Planetarium menampilkan simulasi langit dan benda angkasa di malam hari. Simulasi ini menggunakan proyektor digital. Simulasi dilanjutkan dengan pemutaran film perjalanan manusia di bulan.

Gedung berikutnya di Taman Pintar adalah Gedung Kotak yang menampilkan zona teknologi popular. Zona ini menyajikan perkembangan teknologi terkini. Terdapat magic step (tuts piano yang diinjak akan muncul gambar tertentu), virtual reality dan real play dengan sistem control gerak Kinect. Ada juga zona kebaikan air, Lorong ilusi, zona tepi TV (praktek menjadi penyiar TV), zona dino adventure dan teater 4D, Zona Go Nature Go Carton, Zona Anti Narkoba, Zona SeaLife, Zona Metalurgi Nusantara, Zona Sahabat Pemberani KPK, Zona Memorabilia, Zona Indonesiaku (Wayang, Candi Borobudur, Keris, Batik, Gamelan), Zona Olahraga, Zona Nuklir, Fun Lab (Lab IPA), Zona Menara Eiffel, Zona Panas Bumi, dan Zona KPU. Melihat wahana yang disuguhkan, sepertinya Gedung Kotak lebih cocok untuk usia remaja ke atas.

Gedung Kotak, sumber foto : https://jogja.jpnn.com/


Gedung selanjutnya adalah Gedung Oval yang menyajikan zona listrik, zona jembatan sains, zona biologi, zona fisika, zona cuaca, iklim, dan gempa bumi, zona aquarium air tawar, zona dome area, zona kehidupan purba, dan zona tata surya. Sepertinya Gedung Oval lebih cocok untuk usia sekolah dasar.

Pengunjung disarankan mengunjungi wahana sesuai dengan usia sehingga penjelasannya bisa diterima dengan mudah. Untuk itu harga tiket masuk masing-masing wahana berbeda. Ada baiknya pengunjung bertanya kepada petugas loket.

Yuk, tingkatkan kecerdasan sains di Taman Pintar!

 

 

 

 

Monjali (Monumen Jogja Kembali), Yuk Wisata Sejarah Ke Sana!

 

Monjali, sumber foto : https://bakpiakukustugu.co.id/

Monjali adalah singkatan dari Monumen Jogja Kembali. Monumen ini berada di Jongkang, Ngaglik, Sariharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bangunannya mudah dikenali karena berbentuk seperti tumpeng/kerucut terpancung dan berada di tepi Ring Road Utara. Di monumen ini pengunjung dapat belajar sejarah tentang peristiwa kembalinya Yogyakarta sebagai Ibukota negara dari tangan Belanda.

Monjali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1989 setelah melalui masa pembangungan selama empat tahun. Monjali dibangun mulai tahun 1985 dan digagas pembangunannya oleh Kolonel Soegiarto. Peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan disertai dengan upacara tradisional penaneman kepala kerbau.  Dengan tinggi sekitar 31 meter dan luas hampir lima hektar, monjali menjadi salah satu tempat wisata favorit di Yogyakarta.

Bangunan ini terdiri dari tiga lantai dengan pembagian fungsinya. Lantai pertama berisikan fasilitas publik seperti toilet, dan mushola. Selain itu terdapat museum yang menyimpan koleksi dengan tema tertentu. Museum pertama berisikan semua koleksi yang berhubungan dengan proklamasi kemerdekaan. Museum Dua berisikan koleksi tentang perang gerilya dengan system pertahanan rakyat semesta. Museum Tiga menyimpan koleksi yang berhubungan dengan Serangan Oemum 1 Maret 1949. Museum Empat berisi koleksi tentang Yogyakarta sebagai ibukota negara.

Lantai dua berisi diorama dan relief yang berhubungan dengan perjuangan Bangsa Indonesia. Terdapat 10 diorama 3D dan 40 relief yang bisa dikunjungi dan menambah pengetahuan sejarah.

Lantai tiga terdapat Ruang Garba Grha yang digunakan untuk mendoakan para pahlawan yang telah gugur dalam perjuangan Bangsa Indonesia. Ruangannya berbentuk lingkaran dengan tiang bendera yang dipasangi bendera merah putih di pusat lingkaran. Ruang ini sering disebut sebagai Ruang Hening sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai tempat untuk merenung tentang perjuangan untuk meraih Kemerdekaan Republik Indonesia.

Selain bangunan inti yang terdiri dari tiga lantai tersebut terdapat pelataran yang mengelilingi bangunan inti. Pelataran terdiri dari beberapa bagian yaitu kolam, plaza, prasasti dan rana. Kolam dibangun mengelilingi bangunan utama yang bisa memanjakan mata pengunjung. Plaza merupakan bagian dari pelataran yang berada di bagian halaman depan bangunan induk. Lantai plaza berupa paving blok dan dilengkapi dengan taman sehingga menambah keasrian lingkungan. Rana merupakan pembatas antara bangunan induk dan halaman. Dengan tinggi tiga meter dan panjang enam puluh meter, Rana terbuat dari dinding beton. Pada bagian depan rana, terdapat logo/lambing dan sisi sebaliknya terdapat prasasti daftar nama para pahlawan yang telah gugur pada masa perang kemerdekaan II.

Jam operasional Monjali adalah Hari Selasa sampai dengan Hari Minggu pukul 08.00 sd 16.00 WIB. Untuk Hari Senin, monumen ini tutup. Harga Tiket Masuk yang dikenakan adalah Rp. 15.000,- per orang. Ada potongan harga tertentu untuk rombongan anak Tk dan juga bagi penyandang disabilitas. Bagi rombongan umum dengan jumlah lebih dari 30 orang juga bisa mendapat potongan harga tertentu.

Apabila pengunjung sudah terlalu sore ketika sampai di Monjali, tidak perlu risau. Pengunjung bisa melanjutkan kunjungan untuk wisata malam berupa Taman Pelangi. Taman Pelangi berada di pelataran jadi tidak berada di bangunan inti. Berisikan lampion berbagai bentuk dan ukuran menjadikan Taman Pelangi terlihat cantik di malam hari. Selain itu terdapat beberapa wahana di dalamnya seperti trampolin, skuter, komedi putar dan rumah hantu. Taman Pelangi beroperasi mulai pukul 17.00 sd 23.00 WIB. Harga Tiket Masuknya terpisah dengan tiket monumen, ya. Hari libur nasional dan weekend sebesar Rp. 20.000,-/orang sedangkan weekday dikenakan Rp. 15.000,-/orang.

Nah, silakan berkunjung Monjali untuk menghabiskan waktu libur.

 

Pasar Raya Sewandanan

 

Pasar Raya Sewandanan, sumber foto : https://jogja.tribunnews.com/

Kota Yogyakarta merupakan bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki keistimewaan tersendiri. Salah satunya adalah penunjukan Gubernur dan Wakil Gubernur secara otomatis sebagai salah satu bentuk otonomi daerah setingkat provinsi. Sebagai Gubernur DIY adalah Sri Sultan Hamengku Buwono (saat ini adalah Sri Sultan Hamengku Buwono X). Sedangkan sebagai Wakil Gubernur DIY adalah Sri Paduka Paku Alam (saat ini adalah Sri Paduka Paku Alam X).

Sri Paduka Paku Alam selain sebagai Wakil Gubernur DIY merupakan pimpinan dari Istana Kadipaten Pakualaman.  Istana Kadipaten Pakulaman terletak di Pura Pakualaman yang merupakan tempat tinggal Paku Alam beserta keluarganya. Pura Pakualaman berlokasi di Jalan Sultan Agung. Pura Pakualaman diapit oleh Jalan Purwanggan (sisi Utara), Jalan Harjono (sisi Timur) dan Jalan Sewandanan (sisi Selatan).

Tata letak Pura Pakualaman sama seperti Kraton Yogyakarta, hanya saja lebih kecil. Memiliki Alun Alun Sewandanan yang dilengkapi dengan pohon beringin kembar. Luas Alun Alun Sewandanan lebih sempit daripada Alun Alun Selatan. Selain itu terdapat Masjid Besar Pakualaman yang terletak di sebelah Barat Daya. Masjid ini memiliki arsitektur seperti Masjid Kraton Yogyakarta hanya saja lebih kecil dan sederhana.

Alun Alun Sewandanan memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Yogyakarta. Lokasi ini seringkali menjadi tempat penyelenggaraan Grebeg bersamaan dengan Kraton Yogyakarta. Selain itu tiap Hari Raya Idul Fitri, di Alun Alun Sewandanan diadakan Sholat Ied berjamaah. Selesai dari Sholat Ied, Sewandanan akan berubah fungsi menjadi pasar rakyat.

Yang menjadi ciri khas pasar rakyat antara lain adalah penjual pasaran dari gerabah. Pasaran adalah Bahasa Jawa dari mainan masak-masakan bagi anak perempuan. Terdiri dari miniature kompor, anglo, penggorengan minyak, piring, mangkok, teko, cangkir, dan gelas layaknya perabot dapur pada umumnya. Hanya saja mainan pasaran yang dijual di Pasar Rakyat Sewandanan terbuat dari gerabah.

Selain pasaran, yang menjadi favorit berikutnya adalah pongpongan. Berupa hewan pongpongan yang memiliki rumah mulai dari berukuran kecil hingga berukuran besar. Biasanya pengunjung anak-anak akan mencarinya. Seiring dengan makin berkembangnya zaman, sekarang penjual pongpongan juga menyediakan miniatur rumah yang terbuat dari busa.

Sate kronyos dan mayang merupakan favorit berikutnya. Meskipun tiap hari bisa ditemui baik di Alun Alun Sewandanan maupun di tempat lain, namun penjual sate kronyos dan mayang pasti selalu ramai dikerumuni pengunjung di Pasar Raya Sewandanan. Pengunjung tinggal pilih, penjual yang akan dituju. Karena penjual sate kronyos dan mayang tersedia lebih dari tiga orang/

Barang legendaris yang saat ini sudah mulai sulit ditemukan adalah telur merah atau disebut endhog abang dalam Bahasa Jawa. Hanya sekedar telur rebus yang diberi pewarna merah sehingga cangkang telur berwarna merah. Cara menjualnya dengan cara menusuk telur rebus beserta cangkang merahnya menggunakan tusuk yang terbuat dari sebilah bambu. Kemudian batang bambu tersebut dihias dengan kertas yang sudah dipotong dan ditempelkan melingkar pada tusuk bambu. Filosofis dari telur merah adalah kelahiran kembali ke Sang Pencipta. Budaya telur merah sebenarnya bisa ditemukan pada perayaan Sekaten Kraton Yogyakarta dan dijual oleh seorang nenek (wanita paruh baya). Namun pada saat kegiatan Pasar Raya Sewandanan masih bisa dijumpai penjual telur merah meski hanya satu atau dua orang penjual.

Telur Merah, sumber foto : koleksi pribadi


Penjual favorit yang setiap hari bisa ditemukan di Alun Alun Sewandanan adalah rujak es krim. Baik yang sisi sebelah Barat maupun sisi sebelah Timur. Sangat segar menikmati rujak dengan toping es krim di tengah hiruk pikuk Pasar Raya Sewandanan.

Masih banyak penjual selain yang diceritakan di atas. Mulai dari mainan anak-anak, aneka baju anak dan dewasa, dan beraneka macam jajanan bisa ditemui di Pasar Raya Sewandanan. Yang perlu diingat adalah kegiatan ini hanya berlangsung dua hari saja yaitu pada tanggal 1 dan 2 syawal saja.

Saat ini, para pedagang harian yang selalu mangkal di Alun Alun Sewandanan sedang direlokasi ke food court Pasar Sentul berkaitan dengan penataan Pura Pakualaman. Meski demikian semoga Pasar Rakyat Sewandanan tetap bisa berlangsung di tahun ini dan seterusnya.

Sabtu, 06 April 2024

Kita Bikin Romantis di Titik Nol Kilometer Yogyakarta

 

titik nol kilometer, sumber foto : https://visitingjogja.jogjaprov.go.id/

Kawasan titik nol kilometer Yogyakarta merupakan pertemuan empat ruas jalan (perempatan) yaitu Jalan KH Ahmad Dahlan (sisi Barat), Jalan Margo Mulyo (sisi Utara), Jalan Panembahan Senopati (sisi Timur), dan Jalan Pangurakan (sisi Selatan). Sebenarnya letak titik nol kilometer ada di sepanjang jalan mulai dari Alun Alun Utara sampai ke Jalan Margomulyo lebih tepatnya di Ngejaman (sebuah Jam besar yang terletak di pinggir jalan).

Kawasan ini merupakan patokan untuk penentuan jarak antar daerah dan juga sebagai pusat Kota Yogyakarta. Pada zaman dahulu hingga tahun 1980-an di perempatan tersebut tedapat sebuah air mancur sebagai pertanda Pusat Kota Yogyakarta. Namun saat ini air mancur tersebut sudah tidak bisa ditemui lagi.

Bangunan bersejarah yang bisa ditemui di sekitar Kawasan Titik Nol Kilometer antara lain Gedung Agung sebagai salah satu Istana Kepresidenan, Gedung Bank BNI, Gedung Kantor Pos, Gedung Bank Indonesia, Benteng Vredeburg, Monumen Serangan Oemum 1 Maret, Alun Alun Utara, Kraton Yogyakarta, dan Malioboro. Dengan banyaknya bangunan Istimewa ini pengunjung sangat dimanjakan untuk menelusurinya.

Gedung Bank BNI, sumber foto : https://id.wikipedia.org/

Gedung Agung adalah Istana Kepresidenan yang berada di luar DKI Jakarta. Hingga saat ini masih digunakan ketika Presiden Republik Indonesia mempunyai agenda di Kota Yogyakarta. Pada masanya, bangunan ini menjadi tempat kediaman Soekarno ketika Ibukota Negara berada di Yogyakarta.

Benteng Vredeburg saat ini digunakan sebagai museum untuk menyimpan benda bersejarah. Terbuka untuk umum sehingga pengunjung bisa menjadikannya sebagai tujuan wisata sejarah di Yogyakarta.

Bangunan Kantor Pos Yogyakarta, sejak zaman dahulu hingga sekarang tidak mengalami perubahan fungsi yaitu sebagai Gedung pos, telgraf, dan telepon. Sedangkan Gedung Bank BNI pada zamannya merupakan kantor asuransi. Lantai bawahnya digunakan sebagai kantor siaran Radio Hoso Kyoku pada masa penjajahan Jepang.

Monumen Serangan Oemum 1 Maret terletak di dalam Kawasan Benteng Verdeburg yang menjadi tempat bermulanya serangan umum 1 Maret 1949. Lokasi ini sebagai tempat berkumpulnya pasukan Indonesia melawan Belanda sebelum mereka menyebar untuk menyerang dari berbagai arah. Saat ini, seringkali lokasi ini digunakan sebagai tempat pertunjukan tertentu.

Jika anda beruntung, bisa menikmati event tertentu yang seringkali berlokasi di Kawasan ini. Memang tidak bisa dipastikan jadwal event yang akan datang. Tapi tanpa event, Kawasan ini tetap romantis. Banyak tersedia kursi yang bisa digunakan nongkrong di pedestariannya. Cukup dengan mengamati kendaraan yang lalu lalang, pengunjung bisa menghabiskan waktu dengan ngobrol santai dan menikmati suasana. Yogyakarta memang selalu bisa dibikin romantis di setiap sudutnya.

Selain itu, hunting foto di Kawasan ini merupakan salah satu spot favorit. Bisa berfoto dengan latar belakang bangunan bersejarah atau mencari nuansa malam yang romantis. Semuanya bisa diperoleh di kawasan ini. Waktu berkunjung terbaik bagi yang hanya sekedar duduk di Kawasan Titik Nol Kilometer adalah senja hingga malam hari.

Untuk mencapai lokasi Titik Nol Kilometer, Anda bisa mengakses mulai dari Jalan Malioboro maupun Jalan Panembahan Senopati. Selain itu Anda bisa mengakses melewati Jalan KH Ahmad Dahlan maupun Jalan Pangurakan. Akan tetapi kendaraan yang digunakan harus diparkir di masing-masing kantor parkir yang sudah disediakan. Sehingga pengunjung harus berjalan kaki menuju Kawasan Titik Nol Kilometer dari kantong parkirnya. Tapi semua itu tidak mengurangi semangat pengunjung di sini.

Jadi, kapan menghabiskan malam di Titik Nol Kilometer?

Gembira Loka Zoo, Kebun Binatang di Yogyakarta

 

Gembira Loka Zoo, sumber foto : id.wikipedia.com

Kebun Binatang legendaris di Kota Yogyakarta adalah Gembira Loka Zoo. Bermula dari keinginan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII untuk memiliki tempat hiburan bagi rakyat yang sekaligus sebagai tempat peliharaan satwa. Keinginan ini terealisasi oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada tahun 1933. Meski Pembangunan sempat terhenti karena perang dunia II dan pemindahan ibukota ke Jakarta, namun akhirnya dilanjutkan oleh Paku Alam VIII sampai koleksi satwa berkembang dan pengunjung semakin banyak.

Gembira loka secara  harfiah berarti tempat gembira. Sangat sesuai dengan keinginan awal Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Gembira loka berada di Jalan Kebun Raya Nomor 2, Rejowinangun, Kotagede. Dengan lahan seluas 22 Ha, kiranya sangat beragam koleksi satwa dan juga wahana di dalamnya.

Koleksi satwa terbagi menjadi enam zona yaitu zona burung, zona cakar, zona mamalia, zona petting zoo, zona primate dan zona reptile. Selain koleksi satwa, terdapat pula gerai souvenir, presentasi edukasi satwa dan wahana. Wahana sendiri terbagi menjadi terapi ikan, atv, bumper boat, spea boat, memberi makan satwa, kolam tangkap ikan dan zona olah raga.

Enam zona yang menampung koleksi satwa di Gembira Loka Zoo adalah :

Zona Burung

Berisikan aneka macam burung baik endemik Indonesia maupun mancanegara. Beberapa jenis burung yang ada di sini adalah Kakatua Amazon, Penguin Jackass, Elang Bondol, Elang Ular Bido, Nuri Abu Abu Afrika, Beluk Ketupa, Kakatua Maluku, Undan Kacamata, Makau Merah Hijau, Kasuari Gelambir Dua, Itik Benjut, Merak Hijau, Belibis Polos, Angsa Hitam, Elang Brontok, Kakatua Raja, Mambruk Viktoria, Nuri Dusky, Nuri Raja Ambon, Perkici Pelangi, Kacamata Fisher, Nuri Kepala Hitam, Mandar Besar, Trulek Topeng, Parkit Matahari, Nuri Tanimbar, Nuri Hitam, Nuri Maluku, Jagal Papua, Julang Emas, Beluk Jempuk, Elang Laut Perut Putih, Flamingo Kecil, Jalak Kecil, Kakatua Tanimbar, Delimukan Zamrud, dan Kecembang Gadung.

Zona Cakar

Berisi aneka mamalia karnivora seperti Harimau Sumatra, Macan Dahan Sunda, Beruang Madu, Macan Tutul Jawa, Kucing Bakau, Otter Sero Ambrang, Singa Afrika, dan Serval.

Zona Mamalia

Mamalia adalah hewan menyusui. Beberapa mamalia yang ada adalah Gajah Sumatra, Tapir Brazil, Ankole Watusi, Kudanil, Binturong, Coatimundi, Meerkat, dan Kapibara.

Zona Petting Zoo

Zona ini adalah interaksi memberi pakan satwa secara langsung. Satwanya antara lain Keledai, Kuda Poni, Kambing Ceko, Kalkun dan Alpaka.

Zona Primata

Berikutnya adalah zona primata dengan beberapa satwa di dalamnya adalah Simpanse, Orangutan Kalimantan, Common Squirrel Monkey, Common Marmoset, Monyet Tonkean, Owa Jawa, Marmoset Rumbai Hitam, Lutung Jawa, Siamang, dan Owa Janggut Putih Kalimantan.

Zona Reptil

Reptil adalah hewan yang berdarah dingin dan hanya dapat hidup pada suhu tertentu. Sisiknya tidak dapat tumbuh sehingga ketika terjadi pertumbuhan reptil maka sisik akan sobek dan digantikan dengan sisik yang baru. Reptil yang ada di Gembira Loka Zoo antara lain Kura Kura Aldabra, Phyton Burma, Viber Blue Insularis, Iguana, Buaya Muara, dan Kadal Lidah Biru.

Sebagai salah satu tempat wisata favorit di Yogyakarta, Gembira Loka Zoo buka setiap hari. Bahkan jam operasional ketika Hari Sabtu, Minggu dan libur nasional lebih pagi dari hari lainnya. Jam opersasioanal di hari biasa adalah pukul 08.30 – 16.00 WIB, sedangkan di hari Sabtu, Minggu dan libur nasional adalah pukul 08.00-16.00 WIB. Jangan lupa siapkan alas kaki yang nyaman serta pelindung kepala untuk kenyamanan berkunjung.

Apabila pengunjung terasa lapar dan membutuhkan asupan makanan, silakan berkunjung ke beberapa resto yaitu Kantin Outan (makanan dan minuman segar berasal dari buah), Kantin Flamingo (aneka ricebox), dan Gajah Resto (resto di atas danau Mayang Tirta).

Nah, ayo berlibur ke Gembira Loka Zoo…

Jumat, 05 April 2024

Pantai Parangtritis, Pantai Legend Dari Yogyakarta

Parangtritis, sumber foto : https://travel.kompas.com/

Parangtritis merupakan pantai legendaris Laut Selatan yang menjadi salah satu tempat wisata favorit di Yogyakarta. pantai yang membentang sangat luas dan menjadi bagian dari Samudra Hindia. Dalam satu garis pantai yang sama dengan Parangtritis, terdapat Pantai Parangkusumo yang menjadi sumbu imajiner dengan Kraton Yogyakarta, Tugu Yogyakarta dan Gunung Merapi.

Sebaga pantai yang legendaris, tidak lepas dari mitos yang kental. Mitos dari Pantai Parangtritis adalah pengunjung dilarang menggunakan baju berwarna hijau. Warna hijau merupakan warna favorit dari Nyi Roro Kidul yang merupakan penghuni Kerajaan Laut Selatan yang konon katanya istananya berada di Laut Selatan.

Parangtritis berada di Kapanewon (Kecamatan) Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lebih tepatnya sekitar 27 km sebelah Selatan Kota Yogyakarta. Dari Pojok Beteng Wetan (Kota Yogyakarta) terdapat jalan raya ke arah Selatan yang disebut Jalan Parangtritis. Sebenarnya tidak hanya melewati Jalan Parangtritis saja cara yang bisa ditempuh menuju Pantai Parangtritis. Tapi yang segaris lurus hingga Ringroad Selatan adalah Jalan Parangtritis ini.

Pantai Parangtritis memiliki pasir pantai yang berwarna hitam dan landai, tapi jangan terlena karena terdapat palung yang berada di dalam samudranya. Ombak yang besar membuat pengunjung ingin bermain dengan deburan ombak. Tapi sekali lagi agar selalu patuh terhadap tanda bahaya yang diberikan oleh petugas SAR. Tidak sedikit korban yang berjatuhan karena mengabaikan tanda bahaya tersebut.

tanda bahaya, sumber foto : medcom,id


Menjadi Istimewa karena di sepanjang bentang pantai tidak terdapat karang sama sekali. Hanya di bagian timur pantai terdapat karang yang sangat indah untuk diijadikan spot foto. Menurut cerita yang beredar, Parangtritis berasal dari kata parang (yang berarti karang) dan tritis (yang berarti air yang menetes).

Banyak sekali aktivitas yang bisa dilakukan di Pantai Parangtritis. Mulai dari berkuda, naik bendi (dokar kecil), dan naik ATV bisa menjadi pilihan untuk menuju bagian timur yang terdapat karang yang sangat indah. Tarif masing-masing wahana tersebut berbeda-beda. Tapi merupakan tarif flat sehingga tidak ada persaingan harga.

Bagi pengunjung yang hanya ingin bersantai di pinggir pantai juga tidak kalah seru. Cukup dengan sewa payung/bangku/tikar bisa bersantai menikmati semilir angin dan suara deburan ombak sambil memandang lepas luasnya Samudra Hindia. Yang perlu diperhatikan adalah persiapkan sunblock untuk menjada kulit dari terpaan matahari. Atau topi dan payung sebagai pelindung kepala. Karena di sepanjang Pantai Parangtritis tidak ada pohon peneduhnya. Tapi tidak perlu khawatir, asalkan melakukan perawatan wajah dengan skincare yang cocok pasti akan mengembalikan kesegaran wajah. Salah satunya menggunakan Theraskin yang aman dan halal serta sudah mendapatkan BPOM.

Pengunjung bisa menikmati garis pantai dan ombak yang terbentuk dari sebuah bukit yang tak jauh dari pintu masuk. Sekitar 700 km ke arah timur lalu belok arah utara. Dengan jalan tanjakan tajam dan sedikit berkelok, pengunjung sampai di sebuah bukit yang menyediakan es kelapa muda dan beberapa makanan. Nikmatilah sambil memandang garis pantai yang sangat cantik.

Senja dengan matahari terbenam sangat cantik dan menawan jika dilihat dari bibir pantai. Tak perlu risau, karena jagung bakar akan menemani kalian ketika senja berganti malam. Namun, tetap perlu berhati-hati  dan waspada dengan ombak besarnya.

Beberapa pantai dan objek wisata di sekitar Pantai Parangtritis sangat banyak. Pengunjung bisa mengunjungi tempat pelelangan ikan sambil menikmati ikan bakar atau ikan goreng di Pantai Depok. Selain itu pengunjung bisa mengunjungi gumuk pasir yang menjadi lokasi sand board. Gumuk pasir merupakan salah satu warisan dunia karena jumlahnya yang terbatas. Terbentuk dari material Gunung Merapi dengan prose alam, menjadikannya menarik di mata wisatawan.

Jadi, kapan berwisata ke Kawasan Pantai Parantritis?

 

Senin, 01 April 2024

Wisata Religi di Pesarean Imogiri

 

Pasarean Imogiri, sumber foto : https://budaya.jogjaprov.go.id/

Tidak bisa dipisahkan dengan Kraton Yogyakarta, Pemakaman Imogiri merupakan tempat peristirahatan terakhir para Raja Mataram beserta keturunannya baik Kasultanan Yogyakarta maupun Kasunanan Surakarta. Bagi Kasultanan Yogyakarta, Sultan yang mangkat akan melewati Plengkung Gading untuk menuju Pemakaman Imogiri. Semasa hidupnya, Sultan dilarang melewati Plengkung Gading kemanapun tujuannya. Plengkung Gading hanya dilewati Sultan yang sudah mangkat menuju peristirahatan terakhirnya.

Pemakaman Imogiri disebut juga dengan Pasarean Imogiri terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasarean Imogiri berjarak 16 km di sebelah Selatan Kraton Yogyakarta. Imogiri terdiri dari dua kata yaitu Hima yang berarti kabut dan Giri yang berarti gunung. Pasarean Imogiri bisa diartikan sebagai pemakaman yang berada di gunung (tempat yang tinggi) dan berselimut kabut.

Pembangunan Pasarean Imogiri digagas oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo. Pembangunannya dimulai sejak tahun 1632. MItos yang ada, Sultan Agung Hanyokrokusumo ingin dimakamkan di Tanah Mekah yang memiliki keharuman. Namun beberapa penasihat mengurungkan dengan alasan pengikut Sultan Agung akan kesulitan untuk berziarah. Kemudian tanah yang harum dari Mekah dibawa oleh Sultan Agung ke Mataram dan melemparkannya. Lokasi jatuhnya tanah tersebut adalah tempat dimana Sultan Agung dimakamkan kelak yang saat ini disebut Bukit Merak. Sultan Agung tidak hanya memikirkan makam untuk diri sendiri tapi juga untuk keluarga dan keturunannya sehingga dibangunlah Pemakaman Imogiri dengan luas sekitar 10 hektar.

Sultan Agung Hanyokrokusumo merupakan Raja Mataram pertama yang dimakamkan di Pasarean Imogiri. Dengan terpecahnya Mataram menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta tetap menyatukan mereka di tempat peristirahatan terakhirnya. Kompleks untuk pemakaman Raja dari Kasultanan Yogyakarta (Sri Sultan Hamengku Buwono) berada di sisi Timur. Sedangkan untuk pemakanan Raja dari Kasunanan Surakarta (Susuhunan Paku Buwono) berada di sisi Barat.

Sri Sultan Hamengku Buwono yang dimakamkan di Pasarean Imogiri mulai dari HB I (Hamengku Buwono I) , HB III sd HB IX. Sri Sultan Hamengku Buwono II dimakamkan di komplek pemakaman Kotagede. Hal itu karena ketika beliau wafat sedang terjadi pertempuran antara Pangeran Diponegoro melawan Belanda. Sehingga dengan pertimbangan keamanan, beliau tidak dimakamkan di Pasarean Imogiri.

Pasarean Imogiri menjadi tujuan utama kegiatan ziarah leluhur Mataram. Bagi para peziarah wajib mentaati beberapa tata tertib jika masuk zona tertentu di kawasan ini. Salah satunya adalah wajib menggunakan pakaian adat seperti yang digunakan oleh abdi dalem. Bagi wanita menggunakan kain sebatas dada sedangkan bagi pria meggunakan kain, surjan, dan blangkon. Kesemuanya dilarang menggunakan alas kaki dan perhiasan. Peziarah dilarang menyalakan suara seperti radio dan handphone agar tidak mengganggu peziarah lainnya.

Tidak setiap hari pengunjung dapat berziarah dengan leluasa. Untuk hari biasa, ziarah hanya diperkenankan pada hari Senin dan Jumat mulai pukul 10.00 WIB sd 13.00 WIB. Ziarah juga dibuka pada tanggal 1 dan 8 Syawal serta tanggal 10 Dzulhijjah. Namun selama Bulan Ramadan ziarah ditutup penuh.

Jadwal Ziarah, sumber foto : https://budaya.jogjaprov.go.id/


Bagi pengunjung yang tidak melakukan ziarah kubur, bisa menikmati suasana Bukit Merak. Di area parkir kendaraan terdapat banyak sekali warung yang menjajakan masakan siap saji dan juga oleh-oleh. Bubur gudeg, sayur tradisional, pecel, bisa ditemui di sini. Pengunjung yang akan mencari oleh-oleh khas Imogiri adalah wedang uwuh yang banyak ditemui baik di warung tersebut bahkan di rumah produksi sekitar lokasi.

Pengunjung yang membawa anak, ajaklah menaiki andong mengelilingi kawasan sekitar makam. Tentu akan menjadi kesan tersendiri menikmati angin sepoi-sepoi menerpa wajah dan melihat kibasan ekor si kuda.

Tidak salah, ketika Pasarean Imogiri menjadi salah satu tempat wisata favorit di DIY. Bisa wisata sejarah dan juga wisata religi di sana.

Nuansa Tempo Dulu di Pasar Pundensari

  Sumber foto : koleksi pribadi Mungkin nama Pasar Pundensari masih terdengar asing di telinga kita semua. Memang pasar ini terletak di Kabu...