Minggu, 07 April 2024

Monjali (Monumen Jogja Kembali), Yuk Wisata Sejarah Ke Sana!

 

Monjali, sumber foto : https://bakpiakukustugu.co.id/

Monjali adalah singkatan dari Monumen Jogja Kembali. Monumen ini berada di Jongkang, Ngaglik, Sariharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bangunannya mudah dikenali karena berbentuk seperti tumpeng/kerucut terpancung dan berada di tepi Ring Road Utara. Di monumen ini pengunjung dapat belajar sejarah tentang peristiwa kembalinya Yogyakarta sebagai Ibukota negara dari tangan Belanda.

Monjali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1989 setelah melalui masa pembangungan selama empat tahun. Monjali dibangun mulai tahun 1985 dan digagas pembangunannya oleh Kolonel Soegiarto. Peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan disertai dengan upacara tradisional penaneman kepala kerbau.  Dengan tinggi sekitar 31 meter dan luas hampir lima hektar, monjali menjadi salah satu tempat wisata favorit di Yogyakarta.

Bangunan ini terdiri dari tiga lantai dengan pembagian fungsinya. Lantai pertama berisikan fasilitas publik seperti toilet, dan mushola. Selain itu terdapat museum yang menyimpan koleksi dengan tema tertentu. Museum pertama berisikan semua koleksi yang berhubungan dengan proklamasi kemerdekaan. Museum Dua berisikan koleksi tentang perang gerilya dengan system pertahanan rakyat semesta. Museum Tiga menyimpan koleksi yang berhubungan dengan Serangan Oemum 1 Maret 1949. Museum Empat berisi koleksi tentang Yogyakarta sebagai ibukota negara.

Lantai dua berisi diorama dan relief yang berhubungan dengan perjuangan Bangsa Indonesia. Terdapat 10 diorama 3D dan 40 relief yang bisa dikunjungi dan menambah pengetahuan sejarah.

Lantai tiga terdapat Ruang Garba Grha yang digunakan untuk mendoakan para pahlawan yang telah gugur dalam perjuangan Bangsa Indonesia. Ruangannya berbentuk lingkaran dengan tiang bendera yang dipasangi bendera merah putih di pusat lingkaran. Ruang ini sering disebut sebagai Ruang Hening sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai tempat untuk merenung tentang perjuangan untuk meraih Kemerdekaan Republik Indonesia.

Selain bangunan inti yang terdiri dari tiga lantai tersebut terdapat pelataran yang mengelilingi bangunan inti. Pelataran terdiri dari beberapa bagian yaitu kolam, plaza, prasasti dan rana. Kolam dibangun mengelilingi bangunan utama yang bisa memanjakan mata pengunjung. Plaza merupakan bagian dari pelataran yang berada di bagian halaman depan bangunan induk. Lantai plaza berupa paving blok dan dilengkapi dengan taman sehingga menambah keasrian lingkungan. Rana merupakan pembatas antara bangunan induk dan halaman. Dengan tinggi tiga meter dan panjang enam puluh meter, Rana terbuat dari dinding beton. Pada bagian depan rana, terdapat logo/lambing dan sisi sebaliknya terdapat prasasti daftar nama para pahlawan yang telah gugur pada masa perang kemerdekaan II.

Jam operasional Monjali adalah Hari Selasa sampai dengan Hari Minggu pukul 08.00 sd 16.00 WIB. Untuk Hari Senin, monumen ini tutup. Harga Tiket Masuk yang dikenakan adalah Rp. 15.000,- per orang. Ada potongan harga tertentu untuk rombongan anak Tk dan juga bagi penyandang disabilitas. Bagi rombongan umum dengan jumlah lebih dari 30 orang juga bisa mendapat potongan harga tertentu.

Apabila pengunjung sudah terlalu sore ketika sampai di Monjali, tidak perlu risau. Pengunjung bisa melanjutkan kunjungan untuk wisata malam berupa Taman Pelangi. Taman Pelangi berada di pelataran jadi tidak berada di bangunan inti. Berisikan lampion berbagai bentuk dan ukuran menjadikan Taman Pelangi terlihat cantik di malam hari. Selain itu terdapat beberapa wahana di dalamnya seperti trampolin, skuter, komedi putar dan rumah hantu. Taman Pelangi beroperasi mulai pukul 17.00 sd 23.00 WIB. Harga Tiket Masuknya terpisah dengan tiket monumen, ya. Hari libur nasional dan weekend sebesar Rp. 20.000,-/orang sedangkan weekday dikenakan Rp. 15.000,-/orang.

Nah, silakan berkunjung Monjali untuk menghabiskan waktu libur.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nuansa Tempo Dulu di Pasar Pundensari

  Sumber foto : koleksi pribadi Mungkin nama Pasar Pundensari masih terdengar asing di telinga kita semua. Memang pasar ini terletak di Kabu...