Monjali, sumber foto : https://bakpiakukustugu.co.id/
Monjali adalah singkatan dari
Monumen Jogja Kembali. Monumen ini berada di Jongkang, Ngaglik, Sariharjo,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bangunannya mudah dikenali karena
berbentuk seperti tumpeng/kerucut terpancung dan berada di tepi Ring Road Utara.
Di monumen ini pengunjung dapat belajar sejarah tentang peristiwa kembalinya
Yogyakarta sebagai Ibukota negara dari tangan Belanda.
Monjali diresmikan oleh Presiden
Soeharto pada tahun 1989 setelah melalui masa pembangungan selama empat tahun. Monjali
dibangun mulai tahun 1985 dan digagas pembangunannya oleh Kolonel Soegiarto. Peletakan
batu pertama oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan disertai dengan upacara
tradisional penaneman kepala kerbau. Dengan
tinggi sekitar 31 meter dan luas hampir lima hektar, monjali menjadi salah satu
tempat wisata favorit di Yogyakarta.
Bangunan ini terdiri dari tiga lantai
dengan pembagian fungsinya. Lantai pertama berisikan fasilitas publik seperti
toilet, dan mushola. Selain itu terdapat museum yang menyimpan koleksi dengan
tema tertentu. Museum pertama berisikan semua koleksi yang berhubungan dengan
proklamasi kemerdekaan. Museum Dua berisikan koleksi tentang perang gerilya
dengan system pertahanan rakyat semesta. Museum Tiga menyimpan koleksi yang
berhubungan dengan Serangan Oemum 1 Maret 1949. Museum Empat berisi koleksi
tentang Yogyakarta sebagai ibukota negara.
Lantai dua berisi diorama dan
relief yang berhubungan dengan perjuangan Bangsa Indonesia. Terdapat 10 diorama
3D dan 40 relief yang bisa dikunjungi dan menambah pengetahuan sejarah.
Lantai tiga terdapat Ruang Garba
Grha yang digunakan untuk mendoakan para pahlawan yang telah gugur dalam
perjuangan Bangsa Indonesia. Ruangannya berbentuk lingkaran dengan tiang
bendera yang dipasangi bendera merah putih di pusat lingkaran. Ruang ini sering
disebut sebagai Ruang Hening sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai tempat untuk
merenung tentang perjuangan untuk meraih Kemerdekaan Republik Indonesia.
Selain bangunan inti yang terdiri
dari tiga lantai tersebut terdapat pelataran yang mengelilingi bangunan inti. Pelataran
terdiri dari beberapa bagian yaitu kolam, plaza, prasasti dan rana. Kolam dibangun
mengelilingi bangunan utama yang bisa memanjakan mata pengunjung. Plaza merupakan
bagian dari pelataran yang berada di bagian halaman depan bangunan induk. Lantai
plaza berupa paving blok dan dilengkapi dengan taman sehingga menambah keasrian
lingkungan. Rana merupakan pembatas antara bangunan induk dan halaman. Dengan tinggi
tiga meter dan panjang enam puluh meter, Rana terbuat dari dinding beton. Pada bagian
depan rana, terdapat logo/lambing dan sisi sebaliknya terdapat prasasti daftar
nama para pahlawan yang telah gugur pada masa perang kemerdekaan II.
Jam operasional Monjali adalah
Hari Selasa sampai dengan Hari Minggu pukul 08.00 sd 16.00 WIB. Untuk Hari
Senin, monumen ini tutup. Harga Tiket Masuk yang dikenakan adalah Rp. 15.000,-
per orang. Ada potongan harga tertentu untuk rombongan anak Tk dan juga bagi
penyandang disabilitas. Bagi rombongan umum dengan jumlah lebih dari 30 orang juga
bisa mendapat potongan harga tertentu.
Apabila pengunjung sudah terlalu
sore ketika sampai di Monjali, tidak perlu risau. Pengunjung bisa melanjutkan
kunjungan untuk wisata malam berupa Taman Pelangi. Taman Pelangi berada di
pelataran jadi tidak berada di bangunan inti. Berisikan lampion berbagai bentuk
dan ukuran menjadikan Taman Pelangi terlihat cantik di malam hari. Selain itu
terdapat beberapa wahana di dalamnya seperti trampolin, skuter, komedi putar dan
rumah hantu. Taman Pelangi beroperasi mulai pukul 17.00 sd 23.00 WIB. Harga
Tiket Masuknya terpisah dengan tiket monumen, ya. Hari libur nasional dan weekend
sebesar Rp. 20.000,-/orang sedangkan weekday dikenakan Rp. 15.000,-/orang.
Nah, silakan berkunjung Monjali untuk
menghabiskan waktu libur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar