Minggu, 07 April 2024

Pasar Raya Sewandanan

 

Pasar Raya Sewandanan, sumber foto : https://jogja.tribunnews.com/

Kota Yogyakarta merupakan bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki keistimewaan tersendiri. Salah satunya adalah penunjukan Gubernur dan Wakil Gubernur secara otomatis sebagai salah satu bentuk otonomi daerah setingkat provinsi. Sebagai Gubernur DIY adalah Sri Sultan Hamengku Buwono (saat ini adalah Sri Sultan Hamengku Buwono X). Sedangkan sebagai Wakil Gubernur DIY adalah Sri Paduka Paku Alam (saat ini adalah Sri Paduka Paku Alam X).

Sri Paduka Paku Alam selain sebagai Wakil Gubernur DIY merupakan pimpinan dari Istana Kadipaten Pakualaman.  Istana Kadipaten Pakulaman terletak di Pura Pakualaman yang merupakan tempat tinggal Paku Alam beserta keluarganya. Pura Pakualaman berlokasi di Jalan Sultan Agung. Pura Pakualaman diapit oleh Jalan Purwanggan (sisi Utara), Jalan Harjono (sisi Timur) dan Jalan Sewandanan (sisi Selatan).

Tata letak Pura Pakualaman sama seperti Kraton Yogyakarta, hanya saja lebih kecil. Memiliki Alun Alun Sewandanan yang dilengkapi dengan pohon beringin kembar. Luas Alun Alun Sewandanan lebih sempit daripada Alun Alun Selatan. Selain itu terdapat Masjid Besar Pakualaman yang terletak di sebelah Barat Daya. Masjid ini memiliki arsitektur seperti Masjid Kraton Yogyakarta hanya saja lebih kecil dan sederhana.

Alun Alun Sewandanan memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Yogyakarta. Lokasi ini seringkali menjadi tempat penyelenggaraan Grebeg bersamaan dengan Kraton Yogyakarta. Selain itu tiap Hari Raya Idul Fitri, di Alun Alun Sewandanan diadakan Sholat Ied berjamaah. Selesai dari Sholat Ied, Sewandanan akan berubah fungsi menjadi pasar rakyat.

Yang menjadi ciri khas pasar rakyat antara lain adalah penjual pasaran dari gerabah. Pasaran adalah Bahasa Jawa dari mainan masak-masakan bagi anak perempuan. Terdiri dari miniature kompor, anglo, penggorengan minyak, piring, mangkok, teko, cangkir, dan gelas layaknya perabot dapur pada umumnya. Hanya saja mainan pasaran yang dijual di Pasar Rakyat Sewandanan terbuat dari gerabah.

Selain pasaran, yang menjadi favorit berikutnya adalah pongpongan. Berupa hewan pongpongan yang memiliki rumah mulai dari berukuran kecil hingga berukuran besar. Biasanya pengunjung anak-anak akan mencarinya. Seiring dengan makin berkembangnya zaman, sekarang penjual pongpongan juga menyediakan miniatur rumah yang terbuat dari busa.

Sate kronyos dan mayang merupakan favorit berikutnya. Meskipun tiap hari bisa ditemui baik di Alun Alun Sewandanan maupun di tempat lain, namun penjual sate kronyos dan mayang pasti selalu ramai dikerumuni pengunjung di Pasar Raya Sewandanan. Pengunjung tinggal pilih, penjual yang akan dituju. Karena penjual sate kronyos dan mayang tersedia lebih dari tiga orang/

Barang legendaris yang saat ini sudah mulai sulit ditemukan adalah telur merah atau disebut endhog abang dalam Bahasa Jawa. Hanya sekedar telur rebus yang diberi pewarna merah sehingga cangkang telur berwarna merah. Cara menjualnya dengan cara menusuk telur rebus beserta cangkang merahnya menggunakan tusuk yang terbuat dari sebilah bambu. Kemudian batang bambu tersebut dihias dengan kertas yang sudah dipotong dan ditempelkan melingkar pada tusuk bambu. Filosofis dari telur merah adalah kelahiran kembali ke Sang Pencipta. Budaya telur merah sebenarnya bisa ditemukan pada perayaan Sekaten Kraton Yogyakarta dan dijual oleh seorang nenek (wanita paruh baya). Namun pada saat kegiatan Pasar Raya Sewandanan masih bisa dijumpai penjual telur merah meski hanya satu atau dua orang penjual.

Telur Merah, sumber foto : koleksi pribadi


Penjual favorit yang setiap hari bisa ditemukan di Alun Alun Sewandanan adalah rujak es krim. Baik yang sisi sebelah Barat maupun sisi sebelah Timur. Sangat segar menikmati rujak dengan toping es krim di tengah hiruk pikuk Pasar Raya Sewandanan.

Masih banyak penjual selain yang diceritakan di atas. Mulai dari mainan anak-anak, aneka baju anak dan dewasa, dan beraneka macam jajanan bisa ditemui di Pasar Raya Sewandanan. Yang perlu diingat adalah kegiatan ini hanya berlangsung dua hari saja yaitu pada tanggal 1 dan 2 syawal saja.

Saat ini, para pedagang harian yang selalu mangkal di Alun Alun Sewandanan sedang direlokasi ke food court Pasar Sentul berkaitan dengan penataan Pura Pakualaman. Meski demikian semoga Pasar Rakyat Sewandanan tetap bisa berlangsung di tahun ini dan seterusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nuansa Tempo Dulu di Pasar Pundensari

  Sumber foto : koleksi pribadi Mungkin nama Pasar Pundensari masih terdengar asing di telinga kita semua. Memang pasar ini terletak di Kabu...