Minggu, 25 Agustus 2024

Nuansa Tempo Dulu di Pasar Pundensari

 

Sumber foto : koleksi pribadi

Mungkin nama Pasar Pundensari masih terdengar asing di telinga kita semua. Memang pasar ini terletak di Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Tepatnya di Jl. Golek Pelempayung, Desa Gunungsari Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. ( Depan SMA Nglames masuk gang/gapura).

Pasar ini mulai beroperasi sejak tahun 2019 (uji coba) dan semakin eksis sampai saat ini. Pasar Pundensari hanya buka tiap Hari Minggu pagi saja sejak pukul 06.00-11.00 WIB. Meskipun hanya buka tiap Hari Minggu, namun pengunjung selalu ramai. Memang, ramainya pengunjung dimulai setelah pukul 07.00 WIB. Jadi lebih baik sebelum pukul 07.00 sudah sampai di sana, sehingga masih lengang untuk menikmati suasana pedesaan di Pasar Pundensari.



sumber foto : koleksi pribadi


Jangan dibayangkan Pasar Pundensari adalah pasar transaksi jual beli sayuran, daging, ayam seperti pasar tradisional pada umumnya, ya. Pasar Pundensari mengusung konsep jadul dan alami serta no plastik, menyediakan makanan dan minuman tempo dulu dengan kemasan no plastik. Sebagian besar kemasan menggunakan daun pisang, daun jati maupun besek (anyaman bambu).

sumber foto : koleksi pribadi


Terdapat kurang lebih 17 pedagang di Pasar Pundensari yang menyedian makanan dan minuman tempo dulu seperti jenang, bubur, lopis, cenil, grontol, ongol-ongol, jahe hangat, wedang uwuh, dan masih banyak lagi. Untuk menu makan besar ada nasi pecel, soto, lontong opor, dan masih banyak lagi lainnya. Para pedagang di dalamnya mengenakan pakaian tempo dulu seperti Surjan lurik untuk para pedagang laki-laki dan kebaya yang dipadukan dengan kain jarik untuk pedagang wanitanya. Hanya saja rambutnya tidak harus disanggul seperti tempo dulu.


sumber foto : koleksi pribadi


Ada salah satu daya tarik tersendiri di Pasar Pundensari yaitu alat jual belinya. Dalam proses pembayaran pengunjung tidak bisa menggunakan uang yang dicetak oleh Bank Indonesia pada umumnya. Transaksi hanya berlaku jika menggunakan uang bambu yang teah disediakan sebelum pintu masuk. Anda harus menukarkan uang kertas maupun uang koin dengan bambu tersebut sesuai dengan nominalnya. Bambu berwarna merah setara dengan uang senilai Rp. 20.000,-. Bambu berwarana hijau setara dengan uang senilai Rp. 10.000,-. Bambu berwarna kuning setara dengan uang senilai Rp. 5.000,- dan bambu berwarna putih setara dengan uang senilai Rp. 2.000,-

Nah, uang bambu inilah yang akan digunakan dalam transaksi jual beli di Pasar Pundensari. Misalnya Anda membeli ongol-ongol seharga Rp. 2.000,- maka Anda harus menyerahkan satu buah bambu berwarna putih kepada si penjual baru kemudian Anda bisa mendapatkan ongol-ongol. Begitu juga ketika Anda pesan segelas teh jahe seharga Rp. 5.000,- maka teh jahe baru bisa Anda terima setelah Anda menyerahkan sebuah uang bambu berwarna kuning kepada si penjual.


sumber foto : koleksi pribadi


Tepat pukul 07.30 WIB akan terdengar suara sirine yang menandakan semua aktivitas harus dihentikan. Semua orang yang berada di Pasar Pundensari harus berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh petugas. Wah, merinding sekali untuk melaksanaan ini. Disaat sedang asyik pesan menu yang tersedia, dan belum sempat membayar maupun menerima pesanan, ketika mendengar sirine berbunyi maka segala aktivitas apapun bentuknya harus dihentikan.

sumber foto : koleksi pribadi


Selain semua itu, pada pukul 08.00 WIB pengunjung akan disuguhi bermacam-macam atraksi. Terkadang dihibur dengan live music keroncong, elektone, cello custic, jaranan cilik dan masih banyak lagi lainnya. Hanya saja tidak ada jadwal tetap untuk hiburan. Yang jelas hiburan akan bernuansa Jawa dan berbeda tiap minggunya.

Yuk, nikmati suasana tempo dulu di Pasar Pundensari…!!!

Nuansa Tempo Dulu di Pasar Pundensari

  Sumber foto : koleksi pribadi Mungkin nama Pasar Pundensari masih terdengar asing di telinga kita semua. Memang pasar ini terletak di Kabu...